Minggu, 18 Januari 2009

Kisah Perseteruan Kaum Muslimin dan Bani Israil

Kisah ini dimulai dari nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam, atau yang dikenal juga sebagai Abraham. Beliau memiliki dua orang putra yang keduanya juga diangkat Allah menjadi nabi. Pertama adalah nabi Ismail, dan yang kedua adalah nabi Ishaq. Ismail lahir dari istri kedua Ibrahim yaitu Hajar, sedangkan Ishaq lahir dari istri pertama yaitu Sarah. Atas perintah Allah, Hajar bersama putranya yang baru lahir, Ismail, ditinggal di sebuah padang tandus nan panas, terik, tak beroase. Hanya ada sebatang kurma saja di sana.
Daerah tempat Hajar dan Ismail ditinggal tersebut saat ini sudah berkembang menjadi kota metropolitan, Mekkah.
Dari putra keduanya, Ishaq, lahir keturunan yang sangat mulia. Para nabi dan rasul setelah Ishaq hingga sebelum Muhammad dilahirkan dari keturunan ini. Mulai dari Ya’qub, Yusuf, Ayyub, dll hingga Isa. Belum lagi nabi yang bukan rasul. Oleh karenanya keturunan Ishaq sangat bangga dengan kaumnya.
Salah satu putra Ya’qub ada yang bernama Israil (atau Yahudza??). Dari sinilah kemudian muncul penyebutan kaum Yahudi, atau Israel. Sebelumnya disebut sebagai ‘keturunan Israil’ atau dalam bahasa Arab ‘Bani Israil’ yang nama ini diabadikan sebagai nama salah satu surat dalam Al Qur’an.
Sejak masa nabi Ibrahim, telah dikabarkan melalui Taurat bahwa pada akhir zaman akan datang seorang nabi yang sangat mulia. Kemudian oleh setiap nabi setelahnya juga diberitakan tentang kedatangan nabi ini.
Pada masa nabi Musa, raja Ramses II memerintah sangat kejam. Dia menjuluki dirinya sendiri sebagai Fir’aun atau Pharaoh yang kurang lebih maknanya bisa disejajarkan dengan kata ‘Tuhan’. Kata ‘Fir’aun’ sendiri sudah digunakan untuk menggelari raja-raja mesir selama sekitar 3 milenium alias 3000 tahun. Itu kata Wiki.
Kemudian ketika itu nabi Musa membawa bani Israil (keluarga para nabi yang ketika itu sangat dinistakan oleh rezim Ramses II) menuju ke tanah impian dan kemerdekaan (Kana’an). Proses hijrah inipun sangat susah. Bahkan harus menunggu selama 40 tahun hingga bani Israil ini siap untuk hijrah.
Proses hijrah ini adalah ujian yang sangat berat bagi bani Israil ketika itu. Bayangkan, di tengah kondisi tertekan, penuh dengan siksaan dari rezim Ramses II, ditambah lagi segala kekurangan harta benda yang mereka miliki, mereka harus menempuh perjalanan padang pasir nan tandus ratusan kilometer. Belum lagi harus menyeberangi laut merah. Untung saja nabi Musa diberikan banyak sekali mukjizat untuk membantu mereka. Mulai dari awan yang teduh sepanjang perjalanan, makanan siap saji yang diturunkan dari langit, hingga yang terbesar: Laut merah dibelah untuk dapat mereka lewati. Dengan segala kemudahan yang Allah berikan ini, mereka berhasil hijrah ke tanah impian dan musuh mereka, Ramses II beserta tentaranya, musnah di laut merah.
Hingga saat itu, bani Israil masih berpredikat Muslim karena masih mengikuti ajaran nabi Musa. Tetapi kemudian Nabi yang telah memimpin mereka menuju ke tanah impian mereka khianati. Begitu juga nabi-nabi yang lahir setelah mereka. Banyak dari nabi-nabi tersebut mereka bunuhi. Ada yang dipotong tubuhnya, ada yang dipenggal kepalanya, bahkan ada yang mau disalib. Untung saja yang terakhir ini digagalkan oleh Allah. Selanjutnya, mereka tidak lagi berpredikat Muslim, karena ajaran para rasul telah mereka ubah sedemikian rupa. Pada akhirnya mereka hanya disebut sebagai Yahudi saja.
Hingga masa nabi Isa, kaum Yahudi ini masih percaya tentang kelahiran nabi akhir zaman yang diberitakan bernama Ahmad. Mereka terkejut bukan kepalang ketika mengetahui orang yang memiliki tanda-tanda kenabian yang tercantum pada kitab suci mereka (Taurat) justru lahir tidak dari keturunan mereka (seperti nabi-nabi sebelumnya). Tetapi justru dari bangsa Arab yang notabene keturunan Ismail yang mereka anggap keturunan yang hina.
Dengan kesombongannya, mereka tidak mau mengimani nabi tersebut (Muhammad). Lantas sejak saat itu mereka memusuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam. Mereka selalu berusaha menghancurkan Islam. Mulai dari masa-masa awal Islam berkembang di Mekkah, kemudian di Madinah, perang Ahzab, hingga peristiwa Al Hasyr. Mereka senantiasa mengkhianati semua perjanjian yang mereka buat dengan kaum Muslimin di bawah pimpinan Rasulullah. Bahkan bukan hanya saat itu saja. Perjanjian camp David abad 20 pun mereka langgar. Susah memang kalo sudah jadi “Natural Born Betrayer”

Dari sejarahnya, seharusnya Tanah Kanaan adalah milik kaum Muslimin. Kenapa? Karena yang dibawa oleh nabi Musa dahulu adalah umat yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bukan kaum yang mendustakan nabinya. Oleh karenanya umat Islam berhak atas tanah tersebut. Maka ketika tanah ini dikuasai oleh imperium Romawi, oleh kekhalifahan Islam direbut kembali. Tetapi kemudian pada perang salib pertama, tentara Crusader menginvasi bumi Al Aqsha dengan membunuhi semua penduduknya. Dalam satu literatur disebutkan bahwa ketika itu tanah di depan Masjidil Aqsha digenangi darah umat Muslim yang dibantai.
Kemudian dua ratus tahun kemudian seorang keturunan kurdi yang bernama Shalahuddin Al Ayyubi memimpin sebuah pasukan besar untuk mengambil kembali tanah Kana’an ini. Ketika itu tentara crusader yang ada di bumi Al Aqsha keluar untuk menyambut pasukan Shalahuddin. Mereka semua musnah. Kemudian raja Al Aqsha ketika itu menyerahkan kunci Baytul Maqdis kepada Shalahuddin Al Ayyubi, tanpa terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap penduduk kota tersebut seperti yang terjadi dua ratus tahun sebelumnya.
Kemudian tanah ini menjadi bagian dari Imperium Utsmani, di mana ketika itu Palestina merupakan bagian dari kerajaan Mamluk yang kemudian bergabung dengan Imperium Utsmani. Palestina berada di bawah kekuasaan Islam hingga abad ke dua puluh.
Pada perang dunia pertama, Imperium Utsmani ikut ambil bagian bersama Jerman. Pihak ini berseberangan dengan Inggris Raya. Seperti kita ketahui, Jerman dan sekutunya kalah pada perang dunia ini. Tanah Palestina pun berhasil dicaplok oleh Inggris dan sekutunya. Alhasil, sejak saat itu Palestina berpindah tangan.
Pada perang dunia kedua, terjadi sebuah peristiwa yang memilukan. Pembunuhan besar-besaran terhadap kaum Yahudi di Jerman oleh pasukan NAZI. Peristiwa ini sering disebut dengan istilah holocaust. Menurut data ketika itu, ada sekitar 6 juta orang yahudi yang dibunuh oleh pasukan NAZI.
Seperti kita ketahui pula, Jerman kembali kalah pada perang dunia ini. Jerman kalah total sehingga negaranya diduduki oleh kubu sekutu. Kemudian negara ini dibagi dua untuk dua kekuatan besar yang ada di dalam pasukan sekutu ketika itu: Barat dan Komunis. Terbagilah jerman menjadi barat dan timur.
Kembali ke kisah Palestina.
Ketika itu, kaum sekutu sepakat untuk menyelamatkan kaum Yahudi ke sebuah negara yang jaraknya 3000 kilometer lebih dari Jerman, yaitu ke Palestina. Sebuah tanah jajahan Inggris ketika itu.
Sejak itulah, kisah perseteruan Israel (Yahudi)– Palestina (Islam) tak pernah usai. Di satu sisi umat Islam mengakui Palestina sebagai tanahnya karena adanya Al Aqsha dan peristiwa hijrahnya nabi Musa. Di sisi lain, Yahudi mengklaim sebagai tanahnya karena yang di bawa oleh Musa dahulu adalah nenek moyangnya.
Tapi yang pasti adalah: Palestina adalah tanah yang merdeka selama berabad-abad yang kemudian dikuasai oleh Inggris. Kemudian Inggris membuat negara di tanah itu dan menempatkan orang-orang Yahudi di sana. Negara itu mereka beri nama Israel. Negara kaum penjilat dunia.
Di awal pendiriannya, mereka dekat sekali dengan Sovyet. Semua peralatan perang mereka dapat dari sana. Kemudian setelah keadaan tidak menguntungkan, mereka beralih ke barat. Sekarang mereka jadi anak emas AS. Makanya ga aneh kalo legenda Armageddon meramalkan kelak dunia akan bersatu melawan kaum Yahudi.


Sejarah Palestina - Israel dimulai dari Nabiyullah Ibrahim' Alaihissalam
Posted in the Malaysia Forum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Situs Teman

Pengingat

Link Situs

Blog Archive

Kritik & Saran


ShoutMix chat widget